Perbedaan Merekrut Pekerja White Collar & Blue Collar

Karyawan blue collar, atau sering disebut pekerja kerah biru, adalah mereka yang umumnya melakukan pekerjaan fisik dan teknis. Istilah "blue collar" sendiri berasal dari pakaian berwarna gelap yang sering digunakan oleh pekerja.

Pekerja blue collar sering terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik, seperti mengangkat barang, mengoperasikan mesin, atau melakukan perbaikan. Mereka bekerja di lingkungan yang lebih bersifat operasional, seperti pabrik, gudang, atau lokasi konstruksi.

Pekerja blue collar merupakan tulang punggung dalam banyak industri. Mereka adalah individu-individu yang berdedikasi, bekerja keras, dan memiliki keterampilan teknis yang seringkali tidak ternilai.

Tantangan Perusahaan dalam Rekrutmen & Pengelolaan SDM Blue Collar

Peran pekerja blue collar yang sangat krusial dalam menjaga kelangsungan bisnis dan industri. Namun ternyata, perusahaan seringkali mengalami tantangan dalam rekrutmen & pengelolaan SDM Blue Collar, antara lain:

  1. Kepatuhan yang rendah terhadap instruksi
  2. Kesadaran yang rendah terhadap keselamatan kerja
  3. Sulit menemukan kandidat blue collar yang memiliki motivasi dan daya juang yang tinggi

Tantangan-tantangan tersebut tentunya dapat mempengaruhi produktivitas karyawan pekerja blue collar yang dapat berdampak terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

Perbedaan Merekrut Karyawan White Collar & Blue Collar

Merekrut pekerja kerah putih (white collar) tentu saja berbeda dengan cara merekrut pekerja kerah biru (blue collar). Perbedaan ini muncul karena pekerjaan tersebut memiliki kebutuhan karakteristik, keterampilan, dan ekspektasi yang berbeda.

Pekerja blue collar biasanya memiliki keterampilan teknis yang spesifik: seperti mengelas, mengoperasikan alat, hingga perbaikan mekanik. Tingkat pendidikan formal yang dibutuhkan bervariasi, namun seringkali tidak setinggi pekerja kerah putih. 

Karyawan kerah putih, umumnya membutuhkan keterampilan kognitif yang kuat seperti analisis data, pemecahan masalah, komunikasi, dan kemampuan interpersonal yang baik. Pendidikan formal (sarjana atau pascasarjana) seringkali menjadi persyaratan.

Sedangkan pada pekerja kerah biru, lebih menekankan pada keterampilan teknis, manual, dan fisik. Pendidikan formal mungkin tidak selalu menjadi persyaratan utama, tetapi pengalaman kerja dan sertifikasi keterampilan tertentu seringkali diperlukan.

Solusi Merekrut Pekerja Blue Collar

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Talentlytica menghadirkan Solusi Asesmen Kesiapan Pekerja Blue Collar.  Solusi ini dirancang khusus untuk mengukur secara akurat berbagai aspek penting yang dibutuhkan dalam pekerjaan blue collar, seperti:

  • Motivasi bekerja, 
  • Ketekunan bekerja
  • Kemampuan mengatur fokus kerja
  • Kemampuan mempertahankan fokus kerja
  • Pemahaman terhadap instruksi
  • Kesadaran akan keselamatan kerja.

Dengan menggunakan solusi asesmen ini, perusahaan dapat meningkatkan standarisasi & kualitas rekrutmen kandidat blue collar, memprediksi kinerja karyawan sejak awal sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan, serta memperkuat budaya keselamatan kerja dengan memilih karyawan yang memiliki kesadaran akan pentingnya keselamatan.

Solusi Cerdas dengan Teknologi Talentlytica

Solusi asesmen blue collar dari Talentlytica dirancang dengan teknologi terkini, sehingga dapat diakses dengan mudah melalui perangkat mobile. Proses asesmen yang cepat dan efisien memungkinkan perusahaan untuk melakukan seleksi calon karyawan dalam skala besar.

Investasi terbaik untuk perusahaan Anda adalah investasi pada sumber daya manusianya. Dengan solusi asesmen blue collar Talentlytica, Anda tidak hanya merekrut karyawan, tetapi juga membangun masa depan perusahaan yang lebih cerah. Siap untuk memaksimalkan potensi bisnis Anda? Hubungi kami sekarang!

Continue Reading

Hindari subjektifitas saat rekrutmen

Ketahui potensi kandidat Anda dengan baik.
wanita sedang duduk dan melihat handphone