Istilah potensi dan kompetensi sudah tidak asing lagi di dunia assessment psikologi dan dunia industri. Istilah ini sering digunakan untuk melihat kemampuan seseorang dalam belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan. Pemahaman potensi dan kompetensi ini penting dimiliki agar kita tidak keliru dalam menilai seseorang dan memposisikan mereka di pekerjaan yang tepat dengan kemampuan mereka.
Sayangnya, masih banyak praktisi HR yang keliru dengan pemahaman potensi dan kompetensi. Lalu, apa perbedaan potensi dan kompetensi?
Potensi adalah kemampuan seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk dikembangkan. Potensi merupakan konsep yang penting dalam literatur kerja tim karena memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja tim. Studi telah menemukan bahwa potensi memiliki pengaruh yang lebih kuat pada efektivitas tim dibandingkan aspek lainnya, dikarenakan hubungan potensi dengan kinerja tim adalah bertimbal-balik. Misalnya, suatu tim akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menyelesaikan tugas karena mereka telah berhasil menyelesaikan berbagai macam tugas yang diberikan.
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standarisasi yang diharapkan. Memiliki kompetensi yang tepat terhadap suatu pekerjaan dapat mendorong kesuksesan bagi suatu organisasi. Untuk mencapai ini, perusahaan perlu mendefinisikan kompetensi yang dibutuhkan di setiap posisi kerja karyawan. Dengan kompetensi yang terdefinisi dengan baik, perusahaan dapat membangun tenaga kerja yang selaras, menumbuhkan budaya kerja yang sehat, memiliki standar kinerja yang konsisten untuk karyawan, serta menjaga retensi karyawan dalam bekerja di dalam perusahaan.
Baca juga: Manfaat Psikotes untuk SDM Perusahaan
Terdapat berbagai metode dalam melakukan pengukuran terhadap potensi dan kompetensi individu untuk melihat kecocokan mereka dalam dunia kerja. Pengukuran potensi dapat menggunakan asesmen psikologi seperti psikotes, sedangkan pengukuran kompetensi dapat menggunakan berbagai metode, seperti: Assessment Center, 360 Appraisal, Situational Judgement Test (SJT), dan Technical Test.
Pengukuran potensi menggunakan psikotes akan membantu tim HR memahami aspek-aspek potensi individu seperti kemampuan intelektual, kemampuan dalam berpikir abstrak, dan juga karakter mereka dalam bekerja. Pengukuran kompetensi memungkinkan Tim HR untuk memahami kompetensi kerja individu yang biasanya terbagi ke dalam soft competency (kemampuan untuk memahami dan mengendalikan diri sendiri serta memahami dan membina hubungan dengan orang lain) dan hard competency (kemampuan teknis individu dalam melakukan suatu pekerjaan). Beberapa contoh aspek kompetensi yang dapat diukur oleh Tim HR yaitu: kemampuan berkomunikasi interpersonal, kemampuan bekerja sama dengan Tim, dan kemampuan memimpin suatu Tim.
Pengukuran terhadap potensi dan komptensi harus didasari dengan penelitian dan pengembangan alat ukur yang valid dan reliabel. Talentlytica sebagai perusahaan penyedia jasa platform online assessment dan konsultasi predictive-analytics telah mengembangkan berbagai alat ukur psikologi yang dapat membantu praktisi HR mengukur aspek-aspek psikologis kandidat sesuai keinginan serta mengembangkan teknologi Assessment Center yang dapat digunakan secara virtual untuk memudahkan asesor melakukan asesmen komptensi dengan mudah dan cepat. Seluruh teknologi assessment Talentlytica dapat dilakukan secara virtual (online), dengan harapan dapat membantu praktisi HR dalam mengukur aspek psikologi maupun kompetensi dengan cepat, mudah dan akurat.